PoliticalMarketing

Angin pemilu membuat para caleg berlomba-lomba untuk “mengiklankan dirinya” agar dipilih oleh rakyat. Banyak cara dilakukan, salah satunya adalah banyaknya Baliho di sepanjang jalan, bahkan salah satu kenalan saya menyampaikan kalau dijalur jakarta-yogyakarta via kereta api baliho, spanduk di pasang di sawah penduduk. Tema yang di usung pun bermacam-macam. Ada yang jadi Superman, ada yang memajang foto bersama ketua partai. ini syah-syah saja.
Pertanyaannya apakah ini cukup efektif untuk menarik pemilih untuk memilih sang caleg. Berdasarkan pembicaraan saya dengan beberapa teman umumnya mereka tidak antusias dengan spanduk yang berjejeran di sepanjang jalan. Banyak yang beranggapan bahwa itu hanya janji-janji seperti iklan di televisi. Perbedaanya ketika kita terbuai janji iklan tapi produknya jelek kita dapat beralih pada priduk lain. Sedangkan jika kita salah memilih caleg tentu kita harus menunggu sampai jangka waktu tertentu.
Jika dihubungkan dengan manajemen pemasaran kita mengenal sepuluh entities yang dapat dipasarkan : barang, jasa, tempat, pengalaman, kegiatan, orang, idea, organisasi
Apakah peserta pemilu dalam hal ini dapat dimasukkan dalam sepuluh entiti tersebut. Menurut saya hal ini bisa saja,namun yang harus dipahami adalah goal yang ingin di capai adalah bagaimana pemilih dapat memahami pemikiran si caleg sehingga masyarakat dapat memilihnya. Pertanyaan selanjutnya apakah pemikirannya tersebut menguntungkan masyarakat (aspirasi rakyat) atau tidak. Tentu saja yang harus diperhatikan adalah dalam pemasaran mengobral janji adalah bentuk pelanggaran etika bisnis.
Bagaimana seandainya caleg yang melanggar janji???
Walaupun kebingungan siapa caleg yang bagus, saya termasuk orang yang tidak berpendapat kalau golput adalah penyelesaiannya. Cari tahu sebanyak-banyaknya tentang caleg yang berkualitas.

Try….

Pernah tidak melakukan sesuatu yang kecil bagi orang lain tapi kita merasa ” it’s a big action”. Kalau ada jangan takut kamu nggak sendiri. Seringkali kita merasa apa yang di lakukan orang lain sangat mudah bagi kita dan begitu juga apa yang kita lakukansangat mudah bagi mereka. Contoh simple, pernah nggak liat orang yang takut banget maju ke depan kelas buat presentasi tugas sampai muka merah kayak udang rebus, tangan berkeringat, lutut gemetar, and kepala puyeng. Di waktu lain kita juga liat seseorang yang segitu pede dan suka tampil ke depan sampai-sampai kita bosen ngeliatnya. Tapi takut jalan sendirian.
Nggak ada yang aneh dengan kedua orang ini, semuanya adalah personality masing2. Kita nggak berhak menjudge orang tersebut salah karena ini bukan masalah benar atau salah tapi ini masalah watak yang udah dibawa sejak dalam lingkungan keluarga.
Masalahnya, apakah kita tetap bertahan dengan watak kita kalau kita tahu kalau itu nggak mendukung kemajuan diri kita. intinya Live is Try. Memang personality adalah bawaan sejak lahir yang berkembang karena lingkungan yang udah kita lalui. Tapi nggak ada salahnya mencoba untuk berubah…
Why I talk like that??
Karena aku juga mau berubah…